Kintamani Bali

Kintamani, daerah ini terletak di kabupaten Bangli, merupakan salah satu tempat wisata favorit pilihan wisatawan baik domestik maupun luar negeri.

Umumnya di hampir semua travel agent atau tour operator di Bali, Kintamani masuk dalam itinerary (rute perjalanan wisata) setelah mengunjungi Batu Bulan (Tari Barong), kawasan wisata Ubud atau Sukawati sebagai pusat perbelanjaan.

Kintamani menawarkan suasana perbukitan yang segar dengan suhu udara sekitar 18 derajat celcius, mirip seperti udara di Bedugul. Daya tarik utama dari kawasan Kintamani adalah pemandangan Gunung dan Danau Batur.

Gunung Batur / Gunung Kintamani

Gunung Batur merupakan sebuah gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Terletak di barat laut Gunung Agung, gunung ini memiliki kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar dan terindah di dunia (van Bemmelen, 1949). Pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267 m – 2152 m (puncak G. Abang). Di dalam kaldera I terbentuk kaldera II yang berbentuk melingkar dengan garis tengah lebih kurang 7 km. Dasar kaldera II terletak antara 120 – 300 m lebih rendah dari Undak Kintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut terdapat danau yang berbentuk bulan sabit yang menempati bagian tenggara yang panjangnya sekitar 7,5 km, lebar maksimum 2,5 km, kelilingnya sekitar 22 km dan luasnya sekitar 16 km2 yang yang dinamakan Danau Batur. Kaldera Gunung Batur diperkirakan terbentuk akibat dua letusan besar, 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu

Danau Batur / Danau Kintamani
Danau Batur adalah danau terbesar di Bali, terletak di kaki Gunung Batur. Paling bagus untuk menikmati suasana di sini adalah saat siang hari sambil menikmati makan siang.

Danau ini terletak di kaki Gunung Batur dan diyakini merupakan sebuah kaldera purba. Kaldera atau kawah raksasa itu diduga terjadi akibat letusan dahsyat gunung Batur ribuan tahun lalu. Kaldera itu kini digenangi air yang menjadi sumber air dari sebagian besar lahan pertanian di Bali. Ya, air dari danau ini mengalir ke hampir seluruh sungai besar di Bali seperti sungai Unda di Bali Selatan, sungai Suni di Bali barat, dan Sungai Bayumala di Bali Utara. Dari aliran sungai itulah air Danau Batur kemudian dibagi- bagi dengan tata aturan khusus yang disebut subak.

Di pinggir danau ini berdiri Pura Batur sebagi tempat pemujaan Betari Danu, yakni manifestasi Tuhan dalam fungsinya sebagai dewi pelindung pertanian.

Pesona wisata Danau Batur tentulah pada pemandangan yang indah. Dan,kalau kamu mau menikmati pemandangan indah itu, tempat terbaiknya adalah I daerah panelokan-kintamani. Dari trotoar di pinggir jalan Raya Bangli- Singaraja, kita dapat melihat hamparan danau dengan airnya yang biru lembut berpadu sosok Gunung Batur yang kokoh menjulang, dan Bukit Abang yang hijau subur.

Anjing Kintamani
Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani, pulau Bali. Anjing yang memiliki sifat pemberani ini sudah lama mulai dibiakan sehingga dapat diakui oleh dunia internasional.

Secara fenotipe Anjing Kintamani mudah dikenal, dapat dibandingkan dengan jelas antara Anjing Kintamani dengan anjing-anjing lokal yang ada, ataupun anjing hasil persilangan antara ras yang sama maupun persilangan lainnya.

Standar fenotipe Anjing Kintamani meliputi ciri-ciri umum, sifat-sifat umum, tinggi badan hingga ke gumba, dasar pigmentasi kulit, bentuk kepala, telinga, mata, hidung, gigi, bentuk leher, bentuk badan, kaki dan ekor mempunyai kesamaan. Perbedaannya pada distribusi warna bulu dan ditetapkan pada tanggal 16 Oktober 1994. Standar ini dipakai sebagai acuan dasar pada setiap kontes anjing dan pameran Anjing Kintamani dan telah mendapat pengakuan PERKIN (

Desa Terunyan
Terunyan adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Terunyan merupakan suatu tempat yang terdapat di Danau Batur, Kintamani. Di daerah ini terdapat adat pemakaman yang cukup unik. Warga yang telah meninggal jenazahnya dimakamkan di atas batu besar yang memiliki cekungan 7 buah.

Jenazah hanya dipagari bambu anyam secukupnya. Uniknya setelah berhari-hari walaupun tidak dibalsem, jenazah tersebut tidak menyebarkan bau busuk.

Adat Desa Terunyan mengatur tata cara menguburkan mayat bagi warganya. Di desa ini ada tiga kuburan (sema) yang diperuntukan bagi tiga jenis kematian yang berbeda. Apabila salah seorang warga Terunyan meninggal secara wajar, mayatnya akan ditutupi kain putih, diupacarai, kemudian diletakkan tanpa dikubur di bawah pohon besar bernama Taru Menyan, di sebuah lokasi bernama Sema Wayah. Namun, apabila penyebab kematiannya tidak wajar, seperti karena kecelakaan, bunuh diri, atau dibunuh orang, mayatnya akan diletakan di lokasi yang bernama Sema Bantas. Sedangkan untuk mengubur bayi dan anak kecil, atau warga yang sudah dewasa tetapi belum menikah, akan diletakan di Sema Muda.

Penjelasan mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak menimbulkan bau padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut ini disebabkan pohon Taru Menyan tersebut, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Terunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.

Hotel di Kintamani

The Ayu Kintamani
Puri Bening Bali
Baruna Cottages
Surya Hotel & Restaurant
Lake View Hotel

0 comments: